Proses Pengolahan Briket Serbuk Arang yang Perlu Anda Ketahui

Arang adalah residu yang berupa padat hasil terhadap pembakaran kayu terhadap situasi terkontrol. Proses pengarangan adalah pembakaran kayu bersama dengan hawa terbatas, dan dapat membuahkan arang, ter, asam asetat, alkohol kayu, dan gas kayu (CO2, CH4, CO, dan H2).

Pada pembuatan arang tradisional, keluarnya asap sepanjang pembakaran terjadi wajib diawasi sehingga kayu tidak menjadi abu, asap yang nampak dicermati berasal dari jumlah dan warna, jika asap yang tidak tipis dan warna yang merah maka sistem pengarangan terjadi bersama dengan baik, sedangkan jika asap tipis membuktikan pembakaran besar dan sistem pengarangan kurang baik.

Briket Sawdust Charcoal adalah arang yang diolah lebih lanjut menjadi bentuk briket (penampilan yang spesifik dan lebih menarik) yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari. Pembuatan briket arang berasal dari limbah industri pengolahan kayu bersama dengan langkah penambahan perekat tapioka, di mana bahan baku diarangkan terutama dahulu lantas ditumbuk, dicampur perekat, dicetak (kempa dingin) bersama dengan sistem hidraulik manual sesudah itu dikeringkan.

Beberapa briket layaknya briket berasal dari serbuk gergaji dan sekam dan juga kotoran ternak merupakan briket yang tanpa pengarangan. Sifat fisik berasal dari briket ini tidak kompak, tidak keras, dan tidak padat.

Terdapat 2 jenis briket yaitu, jenis Yontan (silinder) untuk keperluan tempat tinggal tangga. Berbentuk silinder bersama dengan garis sedang 150 mm, tinggi 142 mm, berat 3,5 kg dan membawa lubang-lubang sebanyak 22 lubang dan jenis Egg (telor) untuk keperluan industri dan tempat tinggal tangga. Jenis ini membawa lebar 32-39 mm, panjang 46-58 mm, dan tidak tipis 20-24 mm.

Sifat briket yang baik adalah tidak berasap dan tidak berbau terhadap waktu pembakaran, tidak mudah pecah waktu diangkat, membawa suhu pembakaran yang selalu (± 3500 C) dalam jangka waktu yang memadai panjang (8-10 jam), sehabis pembakaran masih membawa kekuatan spesifik sehingga mudah untuk dikeluarkan berasal dari dalam tungku matang atau dipindahkan ke area lain dan gas hasil pembakaran tidak punya kandungan gas karbon monoksida yang tinggi.

Tapi tersedia sebagian parameter yang wajib Anda menyimak dalam pembuatan briket, yaitu:

-Ukuran butir, makin lama kecil ukuran butir bahan yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan briket, bakal makin lama kuat energi rekat antar butir, sekiranya telah ditambahkan bahan perekat.

-Tekanan mesin pencetak, diusahakan sehingga briket yang dihasilkan kompak, tidak rapuh dan tidak mudah pecah sekiranya dipindah-pindah. Di samping itu diusahakan masih terkandung pori-pori yang sangat mungkin hawa (dalam perihal ini oksigen) masih tersedia di dalamnya. Keberadaan oksigen dalam briket terlalu mutlak gara-gara bakal mempermudah sistem pembakaran.

-Kandungan air, bakal berpengaruh terhadap nilai kalor yang dihasilkan. Apabila takaran airnya tinggi, maka kalori yang dihasilkan briket sebagian kalori bakal dipergunakan lebih dahulu untuk menguapkan air yang terkandung dalam briket.

Akibatnya, sebagian kalor yang dihasilkan oleh briket, terpaksa sebagian dipakai untuk menguapkan air. Kalori sisa, baru dapat dimanfaatkan sebagai penghasil panas, baik bersama dengan langkah pemanasan kontak langsung ataupun langkah pemanasan kontak tidak langsung.

Ada sebagian step mutlak yang wajib dilalui di dalam pembuatan arang briket yaitu, pembuatan serbuk arang, pencampuran serbuk arang bersama dengan perekat, pengempaan, dan pengeringan.

 

1. Pembuatan Serbuk Arang

Arang wajib memadai halus untuk dapat membawa dampak briket yang baik. Ukuran partikel arang yang terlalu besar bakal sulit terhadap waktu dikerjakan perekatan, sehingga kurangi keteguhan tekanan tekan briket arang yang dihasilkan. Sebaiknya partikel arang membawa ukuran 40-60 mesh. Dalam pemakaian ukuran serbuk arang diperoleh kecenderungan bahwa makin lama kecil ukuran serbuk makin lama tinggi pula kerapatan dan keteguhan tekan briket arang.

 

2. Pencampuran Serbuk Arang bersama dengan Perekat

Tujuan pencampuran serbuk arang bersama dengan perekat adalah untuk mengimbuhkan lapisan tipis berasal dari perekat terhadap permukaan partikel arang. Tahap ini merupakan step mutlak dan menentukan kualitas arang briket yang dihasilkan. Campuran yang dibuat bergantung terhadap ukuran serbuk arang, macam perekat, jumlah perekat, dan tekanan pengempaan yang dilakukan. Proses perekatan yang baik ditentukan oleh hasil pencampuran bahan perekat yang dipengaruhi oleh bekerjanya alat pengaduk (mixer), komposisi bahan perekat yang tepat dan ukuran pencampurannya.

 

3. Pengempaan

Pengempaan pembuatan briket arang dapat dikerjakan bersama dengan alat pengepres jenis compression atau extrussion. Tekanan yang diberikan untuk pembuatan briket arang dibedakan menjadi dua cara, yaitu melampui batas elastisitas bahan baku sehingga struktur sel bakal runtuh dan belum melampui batas elastisitas bahan baku. Pada umumnya, makin lama tinggi tekanan yang diberikan bakal memberi kecenderungan membuahkan briket arang bersama dengan kerapatan dan keteguhan tekan yang makin lama tinggi pula.

 

4. Pengeringan

Briket yang dihasilkan sehabis pengempaan masih punya kandungan air yang memadai tinggi (sekitar 50%). Oleh gara-gara itu wajib dikerjakan pengeringan yang dapat dikerjakan bersama dengan beragam macam alat pengering layaknya kiln, oven, atau penjemuran bersama dengan gunakan cahaya matahari. Suhu pengeringan yang umum dikerjakan adalah sebesar 600 C sepanjang 24 jam bersama dengan gunakan oven. Tujuan pengerinagn adalah sehingga arang menjadi kering dan takaran airnya dapat sesuai bersama dengan ketentuan takaran air briket arang yang berlaku.

Bahan bakar briket arang cocok digunakan oleh pedagang atau entrepreneur yang perlu pembakaran terus-menerus dalam jangka waktu yang memadai lama.

Briket pemakaiannya bersama dengan gunakan tungku/ kompor sekam, keuntungan-keuntungan antara lain, biayanya lebih murah dibandingkan bersama dengan minyak atau arang kayu, briket arang punyai era bakar yang jauh lebih lama, pemakaian briket relatif lebih aman, briket mudah disimpan dan dipindah-pindahkan, tidak wajib berulang-kali mengipasi atau tingkatkan bersama dengan bahan bakar yang baru. Kelemahan briket adalah meskipun panas sekali, tapi pijar api tidak mudah nampak dan juga tidak dapat dimatikan bersama dengan cepat.