Pemeriksaan dan Konsultasi Mata

kontrol serta tatap muka mata yakni seuntaian pengecekan yang dijalani buat mengerti mutu pandangan serta  penglihatan. kontrol ini serta bermanfaat buat mendiagnosis hambatan p memiliki mata serta memastikan penyelesaiannya dengan pas.

 

lazimnya, pengecekan mata disarankan buat dijalani dengan cara teratur, kendatipun tidak  memiliki sesalan, dengan tujuan buat mencium hambatan p memiliki mata semenjak dini. perihal ini bernilai, meluruskan hambatan mata yang tengah dalam langkah enteng mampu terjalin tanpa berdampak indikasi yang diketahui penderitanya.

 

Indikasi kontrol serta wawancara Mata

 

Seberapa kerap kontrol serta tatap muka mata dijalani kebanyakan terkait p memiliki umur pesakit. ulasan yakni selaku seterusnya:

 

Bayi

 

Saat lahir, mata anak kecil hendaknya diperiksbakal buat meyakinkan tidak  memiliki peradangan, cacat lahir, katarak, glaukoma, serta tumor mata. kontrol mata berikutnya dianjurkan selagi anak kecil berumur 6–12 bulan. Tujuannya antara lain buat mengecek pertumbuhan intensitas pandangan mata, aktivitas otot, serta koordinasi kedua mata.

 

Balita

 

kontrol mata p memiliki bayi sanggup dijalani selagi umurnya 3–5 ketahuin. perihal ini berniat supaya hambatan mata yang rentan terjalin pada bayi, serupa mata lesu (amblyopia), mata kicer, serta buram jauh, sanggup ditemukan semenjak dini.

 

Anak-anak serta anak muda

 

Pada bentang umur ini, buram jauh adalah perkara pada mata yang setidaknya kerap terjalin, namun sedikit diketahui. Oleh karna itu, supaya buram jauh mampu dideteksi serta ditangani lebih dini, anak-anak serta remaja dianjurkan buat memeriksbakal keadaan mata sebesar 1–2 kali satu tahun.

 

Dewasa

 

kontrol serta tatap muka mata pada orang cukup umur dengan keadaan mata yang segar disarankan selaku seterusnya:

 

umur 20–39 ketahuin: masing-masing 5–10 ketahuin sekali

 

Usia 40–54 ketahuin: masing-masing 2–4 tahun sekali

 

Usia 55–64 tahun: masing-masing 1–3 tahun sekali

 

Usia 65 tahun ke menurut: masing-masing 1–2 tahun sekali

 

Sementara itu, orang dengan keadaan seterusnya ini membutuhkan kontrol serta tatap muka mata yang lebih kerap:

 

memakai kacamata maupun lensa kontak

 

Menderita diabepengecekan

 

Menderita titik berat darah teratas (hipertensi)

 

Memiliki riwayat glaukoma dalam keluarga

 

Rutin mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi kesehatan mata, misalnya kortikosteroid, tamsulosin, tablet KB, obat kolesterol, antihistamin, diuretik, serta antidepresan

 

tidak hanya selaku kontrol kesehatan teratur, kontrol serta tatap muka mata serta disarankan buat orang yang menghadapi indikasi seterusnya:

 

Mata merah serta nyeri

 

Pansertagan kabur

 

Penglihatan ganda

 

Sensitif kepada cahaya

 

Tersanggup subjek kecil yang melayang pada pandangan (floaters)

 

Peringatan kontrol serta wawancara Mata

 

Rangkaian pengecekan dalam kontrol serta tatap muka mata tidak menyakitkan serta terjamin buat dijalani. lamun, ada sebagian perihal yang mesti pesakit mengerti saat sebelum melaksanakan kontrol serta tatap muka mata, yakni:

 

kasihkan tahu dokter kalau selagi mengenakan obat-obatan, pelengkap, maupun produk herbal.

 

Beri tahu dokter kalau mengidap hambatan pada mata maupun penyakit lain.

 

Beri tahu dokter kalau mempunyai alergi kepada obat tepengecekan mata.

 

separuh strategi kontrol mata sanggup mengaitkan pemberian obat tepengecekan mata yang sanggup mengacaukan pandangan sepanjang sebagian jam. Oleh karna itu, dianjurkan buat mengajak saudara maupun keluarga untuk mendampingi sepanjang serta sehabis strategi.

 

saat sebelum kontrol serta wawancara Mata

 

kontrol serta tatap muka mata bakal dijalani oleh dokter mata. Tidak ada planing eksklusif buat melaksanakan kontrol ini. hendak namun, pesakit disarankan buat menyiapkan permasalahan yang berharap diajukan ke dokter supaya mampu menerima data selengkap-lengkapnya.

 

tidak hanya itu, pesakit yang saat sebelumnya telah mengenakan kacamata maupun lensa kontak dianjurkan buat membawanya bersama dengan formula kacamata sebelumnya kalau ada.

 

metode kontrol serta wawancara Mata

 

kontrol serta tatap muka mata umumnya aktif 45–90 menit. Lama kontrol mata terkait dari teknik kontrol yang dijalani serta keadaan mata pesakit dengan cara totalitas.

 

kontrol mata didahului dengan babak tatap muka. pengidap disarankan buat menginformasikan sesalan yang dirasbakal, positif yang berkaitan maupun tidak dengan mata. Dokter mata serta bakal bertanya riwayat kesehatan pesakit serta keluarga, tercantum riwayat penyakit mata, dan obat-obatan yang selagi .

 

berikutnya, dokter bakal melaksanakan kontrol mata dengan cara langsung dengan mengobservasi kayanya terdapatnya hambatan pada kelopak mata, bulu mata, serta bola mata bagian depan.

 

sehabis itu, kontrol mampu dilanjutkan dengan sebagian rangkaian pengecekan, serupa:

 

1. uji intensitas pandangan

 

uji intensitas pandangan maupun kontrol visus mata dijalani dengan menunjukkan diagram berkualitas huruf-huruf dengan dimensi beraneka ragam, yang diucap snellen chart.

 

pengidap bakal diposisikan dengan jarak 6 m dari snellen chart, kemudian dimohon buat memandang sekalian menuturkan huruf-huruf yang ditunjuk oleh dokter. bila hasil pengecekan intensitas pandangan tidak wajar, dokter bakal melaksanakan tes refraksi buat memastikan dimensi kacamata maupun lensa kontak yang pas.

 

2. uji coba refraksi

 

Uji refraksi kebanyakan dijalani mengenakan teknik trial and error dengan perkakas mirip kacamata, mampu dengan phoropter maupun trial lens. saat pesakit menggunakan phoropter maupun trial lens, dokter bakal mengubah-ganti lensa perkakas ini sampai pesakit sanggup memandang jelas huruf-huruf yang sebelumnya tidak kelihatan di snellen chart.

 

Dengan trial lens, dokter serta bakal menyelaraskan keamanan lensa yang selagi dicobbakal buat pemanfaatan sehari-hari. pengidap bakal dimohon berjalan, memandang ke sekelilingnya, maupun membaca, selanjutnya menillai apakah lensa itu telah sesuai buatnya.

 

uji ini bermanfaat buat mencium hambatan refraksi, serupa buram jauh (miopi), buram dekat (hipermetropi), mata berumur (presbiopi), serta mata silinder (astigmatisme), sekalian buat memastikan formula kacamata maupun lensa kontak.

 

3. uji  penglihatan

 

uji  penglihatan bermanfaat buat mengukur seberapa lapang pikiran mata seorang kalau ketimbang dengan lapang penglihatan mata wajar. Dokter bakal memohon pesakit buat melihat subjek yang berada di garis tengah dari hadapan pesakit.

 

waktu memandang subjek itu, pesakit dimohon buat berikan tahu dokter mengenai subjek lain yang beranjak menyamping. Seberapa jauh subjek lain itu tengah sanggup diamati oleh mata, tanpa menggerbakal bola mata, dari situlah dokter memperhitungkan seberapa lapang  penglihatan seorang.

 

uji  pansertag ini bermanfaat buat mengukur julat pandangan yang mampu menyusut efek glaukoma maupun stroke.

 

4. uji slit lamp

 

uji slit lamp dijalani mengenakan perkakas yang sanggup menembakkan  berwujud garis kecil ke dalam mata. Dengan slit lamp, dokter sanggup memandang anomali pada kelopak mata, kulit serta jemaringan di kurang lebih mata, dataran bola mata (kornea serta konjungtiva), lapis pelangi (kerat), serta lensa dengan lebih jelas.

 

kadang, dokter sanggup memberikan obat tetes mata buat melebarkan pupil, maka bagian mata yang berada lebih dalam sanggup kelihatan lebih jelas. Pemeriksaan ini sanggup mencium anomali lensa mata (katarak), retina (ablasi retina), serta kemunduran makula.

 

5. Tonometri

 

Tonometri mengenakan perkakas bernama tonometer buat mengukur titik berat di dalam bola mata. uji ini bakal menolong dokter dalam mendiagnosis glaukoma.

 

kelas tonometer berbeda-beda.  memiliki tonometer yang dengan cara pedoman langsung disentuhkan ke dataran bola mata, ada pula yang berwujud mesin digital serta tidak mesti bergesekan langsung. bila mengenakan tonometer pedoman, pesakit bakal dikasihkan obat tetes bius, maka strategi ini senantiasa nyaman buat dijalani.

 

tidak hanya dengan tonometer, tes titik berat bola mata serta sanggup dijalani mengenakan jari dokter dengan merasbakal koherensi dari bola mata pesakit. lamun, kontrol ini berkarakter bias.

 

6. Ultrasonografi (USG) mata

 

USG mata mengenakan gelombang suara buat menciptakan khayalan rupa dalam mata. Tes ini bermanfaat buat menilai tumor mata, katarak, maupun epistaksis di retina.

 

7. kajian kornea serta retina

 

Dengan mesin , dokter sanggup mengkaji anomali lengkungan pada kornea yang mampu berdampak hambatan pandangan, serupa astigmatisma. Tes ini serta bermanfaat buat menilai  kornea pesakit sebelum melaksanakan LASIK, menerima transplantasi kornea, maupun menyortir lensa kontak yang pas.

 

Selain kornea, dataran serta semua susunan retina serta mampu dipetbakal mengenakan pc. Pemeriksaan ini akan mempermudah dokter buat mengkaji penyakit retina yang rumit dicek dengan kontrol yang lebih simpel, serupa slit lamp maupun oftalmoskop.

 

8. Fluorescein angiogram

 

Tes ini dijalani dengan menambahkan mensubsidi zat perona eksklusif (kontras) yang diucap fluorescein ke dalam pembuluh darah di . Zat ini akan beranjak dengan kilat mengarah pembuluh darah di dalam mata.

 

Kamera eksklusif  buat menembakkan kamera arus zat itu di dalam pembuluh darah balik mata. Tes ini akan mempermudah dokter untuk mencium hambatan arus darah di dalam retina dan anomali pada pembuluh darah di mata.

 

Tidak seluruh kontrol di menurut akan dijalani tiap tatap muka mata. Dokter akan memastikan kontrol yang diinginkan pesakit menurut umur, sesalan, serta keadaan mata pesakit.

 

sehabis Pemeriksaan serta wawancara Mata

 

Setelah kontrol, dokter akan menginformasikan hasil tes terhadap pesakit. Dari hasil tes itu, dokter akan mengikhtisarkan sebagian perihal terhadap pesakit, yakni:

 

memiliki tidaknya hambatan yang terjalin pada mata pesakit

 

Apakah pesakit mesti mengenakan perkakas sumbang penglihatan maupun mengganti lensa kacamata yang telah digunakan

Perlu tidaknya dijalani pengendalian sambungan, melainkan pemakaian perkakas sumbang penglihatan

dampak tepi Pemeriksaan dan wawancara Mata

Efek tepi kontrol dan tatap muka mata dapat terjalin kalau dokter melaksanakan pelebaran pupil (dilatasi) dengan obat tetes mata terhadap pasien. Efek tepi dilatasi sendiri kebanyakan cukup terjalin dalam periode masa yang pendek. Beberapa dampak sampingnya yakni:

 

Sensitif kepada cahaya

Penglihatan kabur

Sulit fokus selagi memandang subjek yang dekat

Rasa memilin mulas selagi obat tetes mata dimasukkan

Refrensi

https://timberita.com/mata-adalah-jendela-dunia/